TEORI DASAR PENGERTIAN KEJUJURAN
Jujur adalah sebuah kata yang
telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur
mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Namun
masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara
samar-samar. Berikut saya akan mencoba memberikan pemahaman sebatas mampu saya
tetang makna dari kata jujur ini.
Kata jujur adalah kata yang
digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan
suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu
atau fenomena tersebut. Bila seseorang
itu menceritakan informasi tentang gambaran
tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan
realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Sesuatu atau fenomena yang
dihadapi tentu saja apa yang ada pada diri sendiri atau di
luar diri sendri. Misalnya keadaan atau kondisi tubuh, pekerjaan yang telah
atau sedang serta yang akan dilakukan. Sesuatu yang teramati
juga dapat mengenai benda, sifat dari
benda tersebut atau bentuk maupun model.
Fenomena yang teramati boleh saja yang berupa suatu peristiwa, tata hubungan
sesuatu dengan lainnya. Secara sederhana dapat dikatakan apa saja yang ada dan
apa saja yang terjadi.
Perlu juga diketahui bahwa ada
juga seseorang memberikan berita atau informasi sebelum terjadinya peristiwa
atau fenomena. Misalnya sesorang mengatakan dia akan hadir dalam pertemuan di sebuah gedung bulan depan. Kalau memang
dia hadir pada waktu dan tempat yang telah di sampaikannya itu maka seseorang
itu bersikap jujur. Dengan kata lain jujur juga berkaitan dengan janji.
Disini jujur berarti mencocokan atau menyesuaikan ungkapan
(informasi) yang disampaikan dengan realisasi (fenomena).
Mungkin kita pernah melihat atau
memperhatikan Tukang bekerja. Dia bekerja berdasarkan sebuah
pedoman kerja. Dalam pedoman kerja (tertulis atau tidak) ada ketentuan sebuah
perbandingan yakni 3 : 5. Tapi dalam
pelaksanaan kerja Tukang tersebut tidak mengikuti angka perbandingan itu,
dia membuat perbandingan yang lain yakni
3 : 6, Peristiwa ini jelas
memperlihatkan si Tukang tidak mengikuti ketentuan yang ada dalam
pedoman kerja. Dengan demikian berarti si Tukang tidak bersikap jujur. Dalam kasus ini sang Tukang tidak
berusaha menyesuaikan informasi yang ada
dengan fenomena (tindakan yang
dilaksanakan ).
Kejujuran juga bersangkutan
dengan pengakuan. Dalam hal ini kita
ambil contoh , orang Eropa membuat pernyataan atau menyampaikan informasi,
bahwa ….orang pertama sekali yang sampai ke Benua Amerika adalah Cristofer Colombus…Padahal menurut sejarah
yang berkembang, sebelum Colombus mendarat di Benua Amerika telah sampai kesana
armada Laksmana Cheng ho. Artinya apa,
tidak ada pengakuan. Dalam hal ini kita juga melihat persoalan
kesesuaian antara fenomena (realitas) dengan informasi yang disampaikan. Jadi
dari uraian di atas dapat diambil semacam rumusan, bahwa apa yang disebut dengan jujur adalah sebuah
sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan antara
Informasi dengan fenomena. Dalam agama Islam sikap seperti inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu ber-nilai tak
terhingga.































