PENGERTIAN DEBUS
Debus adalah salah satu kesenian tradisional di Banten, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Kesenian ini tumbuh pada masyarakat pedesaan dan menggambarkan kekebalan seseorang terhadap berbagai senjata tajam. Dasar kekebalan tersebut berasal dari ajaran agama islam. Kata debus, berasal dari bahasa Arab, menunjuk pada sepotong besi tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Debus muncul bersamaan dengan penyebaran agama islam di indonesia yang dimulai dari daerah Aceh dan berkembang ke Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Banten. Gerakan kesenian ini antara daerah yang satu dan daerah lainnya tidak sama persis, tetapi semuanya menggunakan dasar agama islam.
Untuk memainkan debus, dibutuhkan latihan dan persyaratan cukup berat, antara lain berpuasa, tidak meninggalkan shalat lima waktu, hafal doa Al-Quran yang menjadi dasar permainan, dan pantang terhadap tindak maksiat seperti melacur, mencuri, mabuk-mabukan, dan berjudi. Pemain debus harus mempunyai keyakinan bahwa ilmu yang dipelajari berdasarkan Al-Quran tidak boleh keraguan agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Tetapi kadang-kadang terjadi kecelakaan yang disebabkan adanya pihak ketiga yang bermaksud menguji kekebalan pemain debus.
Dilihat dari bentuk pertunjukannya, debus termasuk kesenian kelompok. Jumlah pemain di satu daerah tidak sama dengan daerah lainnya, tergantung kebutuhan kelompok. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap kelompok debus adalah keharusan adanya seorang syekh atau guru yang memimpin kelompok. Seorang syekh umumnya seorang yang dituakan dan dihormati di desanya dan menguasai soal agama. Syekh bertugas sebagai seorang pemimpin yang memerintahkan kepada pemain bagaimana teknik permainan dilaksanakan, sebagai perantara yang memohon perlindungan dan keselamatan kepada tuhan sehingga permainan berjalan lancar, dan sebagai tabib yang harus dapat mengobati luka yang diderita pemain.
Gerakan dasar kesenian ini adalah gerakan silat. Pemain mengenakan pakaian silat pula. Musik mengiringi para pezikir yang selalu menyanyikan lagu pujian Tuhan selama permainan berlangsung irama musik debus daerah Sumatera Barat banyak dipengaruhi oleh irama Minang yang diringi dengan gendang atau rebana atau calempoang di Banten, musik pengiring berupa satu kendang besar, dua kendang kecil, tiga kecrek. Karena permainan debus menuntut adanya kekuatan, ketabahan, dan kepercayaan pada diri sendiri, umumnya pemainnya kaum pria. Di Aceh, pada awalnya sering terdapat wanita sebagai pemain yang melakukakn penusukan dengan senjata tajam. Tetapi di Banten sejak awal tak ada pemain wanita.
Permainan yang ditontonkan antara lain memasak di atas kepala, mandi air panas, menyayat lidah, berguling diatas duri, memanjat tanggal golok, dipukul dengan gada, mengiris atau menusuk badan, menginjak pecahan kaca, dan masih banyak lagi. Umumnya permainan itu dilakukan sambil menari. Debus yang bersifat hiburan rakyat ini sering ditampilkan pada upacara adat atau perayaan hari nasional.
Jumat, 01 Juni 2018
Home »
Ilmu Budaya Dasar
» Mengenal Kesenian Debus
Mengenal Kesenian Debus
Categories: Ilmu Budaya Dasar











0 komentar:
Posting Komentar